(Tumblr user: go to Customize appearance > Edit HTML)

Kamis, 21 April 2016

Seks Sambil Nyabu, Wanita Panggilan Ini Tewas di Hotel Berbintang Surabaya

Seks Sambil Nyabu, Wanita Panggilan Ini Tewas di Hotel Berbintang Surabaya
SURABAYA- Seorang wanita panggilanditemukan tewas usai berhubungan badan dengan lelaki hidung belangdi salah satu hotel di Surabaya.
Korban bernama Bellia Maharani (20) asal Lumajang, Jawa Timur.
Ia diketahui tewas karena overdosis.
Maharani tewas diduga mengkonsumsi ineks dan sabu-sabusecara berlebihan.
Perempuan asal Lumajang ini diketahui meninggal dunia saat check in bersama seorang pria bernama Bambang, Selasa (19/4/2016) malam.
Perempuan berusia 20 tahun itu tiba-tiba mengalami kejang sekitar pukul 01.00 dini hari.
Bambang yang panik kemudian meminta pertolongan kepada pegawai hotel.
Bambang pun membawa Maharani ke RS Siloam.Sesaat sampai di rumah sakit, nyawa Bellia tidak tertolong.Kasatresnarkoba Polrestabes AKBP Donny Adityawarman menjelaskan, dari hasil pemeriksaan kedokteran, korban terbukti overdosis.Diduga, korban mengkonsumsi ineks dan sabu-sabu secara berlebihan.Hal itu juga diperkuat dari keterangan Bambang.Sebelum berhubungan badan, korban terlebih dahulu mengkonsumsi narkoba, hal itu terulang hingga beberapa kali.
Diduga, korban mengalami komplikasi akibat dari overdosis.
"Nyabu, seks, nyabu, seks lagi," katanya.
Lain halnya dengan Bambang. Hasil tes urine-nya tidak terbukti mengkonsumsi narkoba.
Diduga kuat, korban memakai barang haram itu seorang diri.
Tujuannya, supaya tetap berstamina saat memuaskan pelanggannya.
Maklum, Maharani dikenal merupakan wanita panggilan yang biasa melayani banyak lelaki hidung belang.
"Korban ini merupakan cewek panggilan, mungkin dia memakai sabu supaya stamina tetap terjaga. Dan herannya, keluarga juga mengetahui bahwa korban bekerja seperti ini," kata Donny.
Masih kata Donny, korban berangkat dari Jember (Maharani asal Lumajang tetapi kost di Jember) menuju Surabaya bersama Bambang.
Kemudian, Bambang menyewa kamar semalam di hotel bintang empat untuk menghabiskan waktu berdua.
"Sebelum berangkat ke Surabaya, korban terlebih dahulu mengkonsumsi ineks," ujar dia saat dikonfirmasi SURYA.co.id, Rabu (20/4/2016).
Dari hasil olah TKP lanjut Donny, polisi tidak menemukan barang bukti narkoba.
Hanya, polisi mendapatkan bukti transaksi narkoba di handphone milik korban.
"Di HP korban kami temukan beberapa bukti," tambahnya.
Keluarga kaget
Kematian Bellia Maharani mengagetkan keluarganya.
Ibu korban tampak ke kamar mayat RS dr Soetomo Surabaya bersama kakek, sepupu dan teman ayah korban, 20 April 2016.
Mereka bermaksud mengambil jenazah korban yang sudah terbaring di rumah sakit sejak Rabu dini hari.
Tidak hanya itu, keluarga korban juga menolak otopsi.
Roni, sepupu korban, mendapatkan kabar duka sekitar pukul 03.00 WIB dari pihak kepolisian.
Saat itu, keluarga sempat tidak percaya lantaran keberadaan korban terakhir ada di Jember.
"Heran, kok bisa ada di Surabaya," kata pria 28 tahun ini.
Rasa heran ini wajar dirasakan pihak keluarga, sebab keluarga mengetahui bahwa korban bekerja dan indekos di Jember.